Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-08 22:48:48【Resep】202 orang sudah membaca
PerkenalanAnggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka berkunjung ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep di Kab

Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia,
Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong kemandirian industri gula nasional dari hulu ke hilir demi mewujudkan swasembada gula serta Save Molases Nasional.
"Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia," kata Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Surabaya, Senin.
Save Molases Nasional sendiri merupakan sebuah target baru pemerintah Indonesia untuk mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan molases atau tetes tebu secara nasional khususnya dalam konteks industri gula dan ketahanan pangan.
Menurut Rieke, langkah pemerintah sudah cepat dalam merespons persoalan penyerapan gula petani yang sebelumnya terdapat sekitar 100 ribu ton gula petani yang belum terserap.
Baca juga: ESDM gandeng industri singkong hingga tebu genjot produksi etanol
Persoalan itu, kata dia, telah teratasi melalui koordinasi lintas kementerian serta DPR RI dan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan pimpinan Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto akhirnya berkomunikasi dengan berbagai pihak hingga keluar anggaran dari kas negara sebanyak Rp1,5 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk menugaskan dua pabrik gula BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk menyerap gula petani yang belum tertampung.
Ngak hanya itu, upaya diperkuat dengan kebijakan pemerintah yang telah menghapus Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen terhadap penjualan gula petani sehingga meningkatkan daya saing dan menunjukkan keberpihakan terhadap produksi dalam negeri.
Baca juga: SGN: Harga gula Rp14.500 per kilogram jaga keberlanjutan petani tebu
Selain menyoroti aspek hilir gula, Rieke juga menegaskan pentingnya pengembangan produk turunan tebu salah satunya molases atau tetes tebu yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia menyebutkan, molases berpotensi menjadi bahan baku penting bagi industri makanan, farmasi, kosmetik, dan energi baru terbarukan khususnya etanol.
“Karena pada 2027 kita akan menuju program E10,” kata Rieke.
Baca juga: Komisi VI DPR dan SGN pantau kesiapan industri bioenergi di Mojokerto
Suka(68939)
Sebelumnya: Perkuat kemitraan, ASEAN
Selanjutnya: Dinkes: Waspada paparan mikroplastik dari air hujan
Artikel Terkait
- Kapolri cek langsung kesiapan sarpras tanggap darurat bencana
- Promo SPayLater bayar QRIS, nikmati diskon hemat Serba Seribu
- MU diimbangi Nottingham Forest 2
- Hindari keracunan, kapolri instruksikan pengawasan MBG diperketat
- Resep roti tawar rasa kopi ala Roti O, cocok untuk sarapan dan ngopi
- SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Pidie siap layani program MBG
- Dinkes Kalsel pastikan keamanan pangan Program MBG
- Pemkot Kediri evaluasi perbedaan data penerima MBG
- Kondisi Pelabuhan Tanjung Perak usai kedatangan kontainer Cs
- Bantuan meningkat, penjarahan truk bantuan di Gaza turun drastis
Resep Populer
Rekomendasi

Benarkah kecoak bisa cemari udara rumah?

Dinkes DKI lakukan monev pantau kasus COVID dan ISPA

Kemenperin fasilitasi 19 IKM binaan di TEI 2025, perluas akses pasar

Pemprov DKI diminta beri penyuluhan kesehatan terkait cuaca panas

Laba bersih PalmCo tumbuh 84 persen jadi Rp3,48 T di kuartal III

Pemkab Sigi hibahkan aset ke polres sebagai dapur SPPG guna dukung MBG

Dinkes DKI catat 1,9 juta kasus ISPA hingga Oktober 2025

8 restoran terpopuler di Asia Tenggara 2025, ada dari Indonesia